Merasa Salah Jurusan? Salah dengan Jurusanya atau Salah dengan cara pandangnya?

Rasa salah jurusan adalah fase yang sering muncul pada mahasiswa terutama di semester-semester awal atau saat tekanan tugas mulai menumpuk. Ada yang merasa materi kuliah tidak sesuai minat dan bingung dengan prospek kerjanya atau bahkan merasa terjebak di bidang yang tidak pernah diimpikan. Fenomena ini bukan hal langka, apalagi di era sekarang ketika pilihan karir begitu luas dan fleksibel. (Ibrahim, Waya, Aslam, Muhammad, & Anggoro, 2025)

Rasa salah jurusan sering kali muncul karena ekspektasi yang tidak sesuai realita. Banyak mahasiswa masuk jurusan tertentu karena saran orang tua, ikut teman, atau tergiur reputasi jurusan, tanpa benar-benar memahami isi dan arah pembelajarannya. Ketika dihadapkan pada mata kuliah akhirnya terasa asing atau tidak sesuai minat sehingga menimbulkan rasa kecewa pun muncul. Akan tetapi rasa ini belum tentu berarti jurusannya salah. Kita hanya belum cukup mengenal bidang tersebut secara utuh.

Sebelum memutuskan bahwa jurusan yang dipilih benar-benar tidak sesuai, penting untuk mengingat kembali alasan awal memilihnya. Apakah karena passion pribadi? Prospek kerja? Atau Tekanan dari luar?; dari sini kita bisa menilai apakah masalah yang muncul adalah masalah teknis yang bisa diatasi, atau masalah mendasar yang memang memerlukan perubahan besar. Banyak orang yang awalnya merasa salah jurusan tetapi justru sukses besar di bidangnya setelah mengubah cara pandang.(Alqadri, n.d.) Menganggap jurusan hanya sebagai pintu awal bisa membantu mengurangi tekanan. Pada dunia kerja saat ini jurusan kuliah tidak selalu menentukan karir secara langsung. Banyak lulusan teknik yang sukses di bidang kreatif, atau lulusan sastra yang bekerja di perusahaan teknologi. Kuliah itu memberi fondasi berpikir, bukan membatasi masa depan.

 jurusan memiliki kekuatan dan peluang yang unik. Jurusan yang dianggap sepi peminat pun sering kali justru membuka peluang kerja yang lebih luas karena sedikitnya kompetitor. Mata kuliah yang terlihat membosankan bisa menjadi modal kuat untuk membangun skill yang dibutuhkan di berbagai bidang. Mahasiswa dengan mindset ini dapat mulai mencari cara untuk menghubungkan apa yang dipelajari dengan bidang yang diminati.

 semua rasa salah jurusan bisa diatasi hanya dengan mengubah cara pandang. Ketika memang perlu, kamu dapat mengambil keputusan besar. Jika sudah mencoba beradaptasi tapi tetap merasa tertekan dan tidak berkembang, pindah jurusan bisa menjadi opsi. Akan tetapi keputusan ini perlu diambil dengan pertimbangan matang dengan pihak yang berpengalaman, dan rencana jelas untuk langkah selanjutnya. Bagi yang memilih bertahan di jurusan yang dirasa kurang cocok, ada cara untuk tetap berkembang yaitu dengan belajar intens atau kursus tambahan, terlibat di organisasi kampus, atau membangun proyek pribadi bisa menjadi jalan keluar. Dengan hal tersebut lulusan tetap memiliki skill yang relevan dengan minatnya meskipun ijazahnya berasal dari jurusan yang berbeda.

Merasa salah jurusan merupakan hal yang sering terjadi dan bisa dialami siapa saja. Yang terpenting adalah membedakan apakah masalahnya terletak pada jurusan itu sendiri atau pada cara kita memandangnya. Dengan mengubah perspektif, mencari peluang, dan memaksimalkan apa yang ada pada diri kamu bisa mengubah rasa kecewa menjadi rasa syukur. Masa depan lebih ditentukan oleh kemampuan beradaptasi, kerja keras, dan keberanian mengambil langkah daripada sekadar nama jurusan di ijazah.


Referensi:

Ibrahim, M., Waya, N. I., Aslam, A. H., Muhammad, R. R., & Anggoro, B. S. (2025). Fenomena Salah Jurusan Terhadap Studi Mahasiswa pada Prodi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Didactical Mathematics, 7(2), 224–240.

Alqadri, M. A. S. M. B. (n.d.). FAKTOR PENYEBAB MAHASISWA SALAH PILIH JURUSAN: STUDI DI UNIVERSITAS MATARAM.