Konseling karir (job/career counseling) adalah kegiatan yang membantu lulusan dalam memilih tempat kerja. Konseling karir tidak hanya sekedar mencocokkan keinginan lulusan dan kebutuhan perusahaan. Konseling seharusnya dilakukan oleh konselor profesional dan konsultan yang memiliki kompetensi untuk memberikan bantuan kepada lulusan dalam memberikan informasi tentang dunia kerja yang akan ditekuninya. Di Indonesia kegiatan ini belum populer karena belum banyak lulusan PT yang menganggap penting kegiatan untuk berkonsultasi sebelum memasuki kerja. Namun demikian dengan semakin meningkatnya profesionalisme di dunia kerja, di negara maju peran konseling karir menjadi sangat penting.

Tujuan konseling adalah memberikan gambaran kepada semua orang, tanpa terkecuali, yang melakukan bimbingan untuk mengenali potensi, bakat dan minat yang dimiliki. Konseling juga mengajarkan bagaimana mengambil dan mengenali peluang yang ada dalam dunia kerja, serta mengajarkan seseorang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

Terdapat beberapa pendukung yang perlu      diperhatikan dalam penyelenggaraan   konseling.   Hal-hal yang   harus diperhatikan perguruan tinggi    dalam mengembangkan pelayanan konseling terhadap mahasiswa, meliputi (1) komitmen  institusi, (2) perencanaan, dan (3) pelayanan.

Program konseling di perguruan tinggi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yakni program konseling kelompok, konseling individual, dan  konseling teman sebaya.

Prosedur dan kegiatan yang dapat digunakan dalam menyusun pedoman konseling bagi mahasiswa perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan seminar dengan melibatkan lembaga penerima tenaga kerja (pengguna lulusan) dengan mahasiswa dan perguruan tinggi,
  2. Menyusun program intensif yang dapat memberi pengalaman dalam beberapa disiplin ilmu,
  3. Melakukan aplikasi instrumen, sebagai umpan-balik bagi mahasiswa dalam upaya pemahaman dirinya,
  4. Menugaskan mahasiswa melakukan wawancara kepada karyawan suatu pekerjaan,
  5. Kunjungan perpustakaan, bursa kerja, dan pertemuan pengusaha, dan
  6. Konselor menginformasikan berbagai jenis dan persyaratan berbagai macam pekerjaan yang mungkin dapat dilamar mahasiswa setelah tamat kuliah.

Dalam pelaksanaannya, konseling dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.

  1. Konseling perorangan

Konseling secara perorangan dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam berbagai hal. Pada umumnya, mahasiswa memiliki masalah-masalah tentang kesulitan dalam bekerja sambil kuliah, ekonomi orang tua lemah, kesulitan biaya hidup, dan kesulitan mempersiapkan diri mengikuti persaingan untuk masuk kerja.

  1. Konseling kelompok

Permasalahan yang banyak muncul dari mahasiswa di antaranya takut menjadi pengangguran, salah pilih program studi, memilih alternatif pekerjaan, upaya mendapatkan pekerjaan paruh waktu, tidak memahami potensi diri, dan sebagainya, yang dalam pelayanan konseling bisa dilaksanakan konseling kelompok.

  1. Konseling teman sebaya

Konselor teman sebaya (peer counseling) adalah para mahasiswa yang memberikan bantuan kepada mahasiswa lain di bawah bimbingan konselor ahli. Dalam konseling sebaya, peran, dan kehadiran konselor ahli tetap diperlukan. Pada hakikatnya konseling sebaya adalah konseling lewat teman sebaya (counseling through peers), yang tidak menggantikan konselor ahli. Kehadiran konselor sebaya disiapkan untuk menjadi sahabat yang baik, yang membantu memahami potensi diri dan memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan diri.